Sayangmu,.. Kasihmu,.. selalu kau
berikan padaku,..
Kau banting tulangmu,..
kau peras keringatmu,..
Kau banting tulangmu,..
kau peras keringatmu,..
Namun kau selalu berusaha tersenyum
didepanku,..
Walau ku sering mengecewakanmu,..
kau tak pernah berhenti memberi semua itu,..
Kau pun juga tak pernah sedikitpun meminta balasan dariku,..
Walau ku sering mengecewakanmu,..
kau tak pernah berhenti memberi semua itu,..
Kau pun juga tak pernah sedikitpun meminta balasan dariku,..
Karena ku tau,.. kau lakukan semua
itu,..
Hanya untuk membuatku bahagia,.
Kau terangi hidupku,..
kau pelita dalam setiap langkahku,..
Hanya untuk membuatku bahagia,.
Kau terangi hidupku,..
kau pelita dalam setiap langkahku,..
Maafkan,..bila aku belum bisa
membalas sedikitpun kebaikan yang telah kau berikan untukku,..
Tapi Aku berjanji,.. aku akan selalu berusaha dan berdo’a semampuku,..
untuk kebahagiaanmu dan untuk masa tua mu nanti,..
Agar kau selalu tersenyum,..
Tapi Aku berjanji,.. aku akan selalu berusaha dan berdo’a semampuku,..
untuk kebahagiaanmu dan untuk masa tua mu nanti,..
Agar kau selalu tersenyum,..
walaupun apa yang ku beri,..
tidak sebesar apa yang ku terima selama ini,..Ibu,..
engkau bagaikan
rembulan yang menari
dalam dadaku
tidak sebesar apa yang ku terima selama ini,..Ibu,..
engkau bagaikan
rembulan yang menari
dalam dadaku
Ayah,..
engkau bagaikan
matahari yang menghangatkan
hatiku,..
engkau bagaikan
matahari yang menghangatkan
hatiku,..
Ayah,..
Ibu,..
kucintai kau berdua
seperti aku mencintai surga
Semoga Allah mencium ayah dan Ibu
dalam taman-Nya yang terindah nanti..
kucintai kau berdua
seperti aku mencintai surga
Semoga Allah mencium ayah dan Ibu
dalam taman-Nya yang terindah nanti..
Seorang Pahlawan Pendidikan
Jika dunia kami yang dahulu kosong
tak pernah kau isi
Mungkin yang ada hanya warna hampa, gelap
tak bisa kemana-mana, tak bisa apa-apa
tak pernah kau isi
Mungkin yang ada hanya warna hampa, gelap
tak bisa kemana-mana, tak bisa apa-apa
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan garis-garis, serta kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat menjadi nyata
Dengan goresan garis-garis, serta kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat menjadi nyata
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis mana yang harus dilukis
Juga tentang kata apa yang harus dibaca
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis mana yang harus dilukis
Juga tentang kata apa yang harus dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Karena dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikan juga nasib kita bisa dirubah
Untuk semua pejuang pendidikan
Karena dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikan juga nasib kita bisa dirubah
Apa
yang dulu tak mungkin kini kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional indonesia ini
Gempitakanlah selalu jiwa, ragamu
wahai pejuang pendidikan Indonesia
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional indonesia ini
Gempitakanlah selalu jiwa, ragamu
wahai pejuang pendidikan Indonesia
Kutahu Kau Kembali Jua Anakku
“Saudara-kandungku pulang perang,
tangannya merah
Kedua pundak landai tiada tulang selangka
Dia tegak goyah, pandangnya pada kami satu-satu
Aku tahu kau kembali jua anakku
Kedua pundak landai tiada tulang selangka
Dia tegak goyah, pandangnya pada kami satu-satu
Aku tahu kau kembali jua anakku
Tiba-tiba dia roboh di halaman dia
kami papah
Ibu pun perlahanmengusapi dahinya tegar
Tanganku amis ibu, tanganku berdarah
Aku tahu kau kembali jua anakku
Ibu pun perlahanmengusapi dahinya tegar
Tanganku amis ibu, tanganku berdarah
Aku tahu kau kembali jua anakku
Siang itu dia tergolek ibu, lekah
perutnya
Aku tak membidiknya, tapi tanganku bersimbah
Tunduk terbungkuk matanya sangat papa
Kami sama rebah, kupeluk dia di tanah
Aku tak membidiknya, tapi tanganku bersimbah
Tunduk terbungkuk matanya sangat papa
Kami sama rebah, kupeluk dia di tanah
Kauketuk sendiri ambang dadamu
anakku
Usapkan jemari sudah berdarah
Simpan laras bedil yang memerah
Kutahu kau kembali jua anakku"
Usapkan jemari sudah berdarah
Simpan laras bedil yang memerah
Kutahu kau kembali jua anakku"
Rating:
100%
Berdasarkan 10 ratings.
5 Ulasan Pengguna.
0 komentar:
Posting Komentar